POHON RANDU
Tidur Nyenyak
Mengingat usianya dan ketrampilan budidaya yang dimiliki oleh nenek moyang kita, nampaknya pembuatan dan penggunaan kasur berisi kapuk dari pohon randu sudah terjadi lama sekali. Teknologi yang digunakan, sekalipun tidaklah bisa diremehkan, menghasilkan produk kasur, bantal, guling, dan bahkan matras untuk keperluan lain berbahan baku kapuk - yang sangat awet, ramah lingkungan (mudah didaur ulang dan sampah yang dihasilkan sangat mudah diurai), dan dari segi artistik sangat indah.
Urusan tidur dengan nyenyak diatas alas yang nyaman bukanlah issu baru. Nah itulah yang menjadi kisah hidup pohon Randu, para petani, para pengrajin, dan para pedagangnya. Kisah hidup yang merangkai hubungan harmonis antara manusia, tumbuhan, dan kondisi alam sekitar.
Sekitar tahun 70' an, daerah di sekitar Karangploso, Junrejo, dan Oro-oro Ombo terkenal dengan kerajinan kasurnya. Saya masih teringat ketika hendak membeli kasur baru, orangtuaku selalu menyebut tiga daerah itu untuk mencari kapuk terbaik dan pengrajin paling berpengalaman.
Hingga kini, sisa-sisa kejayaan petani randu dan pengrajin kapuk itu masih menyisakan tanda-tanda yang mengagumkan. Tak terbayangkan setiap tahunnya berapa ton kapuk hasil dari ribuan pohon Randu dibutuhkan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Malang dan sekitarnya. Di sepanjang jalan ketiga daerah tersebut beberapa pohon Randu tua dan raksasa masih bertahan dari sisa-sisa pembabatan karena pelebaran jalan atau pembangunan perumahan. Bertahan dari kurangnya perawatan dan tangan-tangan jahil yang memanfaatkan pohon sebagai media iklan dengan cara dipaku. Pohon-pohon yang tinggal puluhan itu masih terus menghasilkan buah dan kapuk terbaiknya.
Puncak musim panas yang jatuh disekitar bulan Agustus dan September merupakan saat pohon Randu berbuah dan mengering. Iklim bekerjasama dengan pohon ini untuk mematangkan dan sekaligus mengeringkan buah pohon Randu hingga menjadi kapuk halus yang siap dijadikan bahan untuk membuat orang tidur nyenyak.
Malah, di ketiga daerah tersebut, pada puncak musim panas selalu dilalui oleh aliran angin gunung yang kencang. Angin gunung yang lembab dan (jika di gunung hutan belum terlalu gundul) dingin itu merupakan bagian dari alat produksi yang menolong petani dalam memudahkan memanen buah pohon Randu. Buah sudah mengering, terik matahari berada pada puncaknya, dan angin yang kuat adalah suasana ideal bagi pohon Randu untuk memperlihatkan keagungan kegunaan hidupnya bagi semesta. Kapuk yang istimewa bermanfaat, yang beberapa diantaranya berperan dalam menebarkan biji-biji paling baik ke daerah disekitarnya untuk memulai daur hidup yang baru.
Tidur Dimana?
Di pasar, di pertokoan, di pinggir-pinggir jalan, sekarang sudah tidak lagi bisa dijumpai dengan mudah para pengrajin dan penjual kasur Kapuk. Beberapa toko mebel, sekalipun masih menjualnya, sering nampak malu-malu mendisplay barang-barang yang terbuat dari kapuk. Satu orang pengrajin-pembuat kasur kapuk yang tersisa di desa Ngijo-Karanploso, Malang, hanya bekerja dirumah, itupun hanya produksi ketika ada pesanan yang setahunnya hanya bisa datang dua kali saja.
Ketika kami memesan kasur, proses yang harus dilalui ternyata cukup panjang. Pertama, tidak lagi mudah membeli Kapuk kepada para petani. Pengrajin Kasur harus memesan terlebih dahulu, dan kalau sedang musim panas, petani akan memanen Kapuk dari pohon Randu miliknya. Lho kok?
Benar, bahkan para petani pemilik pohon Randu kebanyakan akan memanen Kapuk kalau ada pesanan, kalau ada orang yang mau membeli. Jika tidak? Mereka membiarkan saja buah-buah randu itu berguguran dan bertebangan menghiasi jalanan. Harga perkilo Kapuk hanya setara dengan tenaga dan waktu yang dihabiskan untuk menyediakannya. Tidak ada profit tersedia untuk pemeliharaan dan perawatan kelangsungan hidup pohon Randu.
Tidak banyak lagi keluarga-keluarga yang membeli kasur Kapuk. Sekarang banyak diantaranya bahkan mengeluh alergi dan akan batuk-batuk jika terpaksa harus tidur beralas kasur Kapuk. Gengsi dan trend juga menjadi alasan dominan. Kasur busa, seberapapun tidak nyaman (panas dan tak memiliki fasilitas sirkulasi udara) dan tidak sehat, lebih berharga dan dianggap lebih menyenangkan. Jangan coba dibandingkan dengan harga spring bed. Anda bisa membeli seluruh Kapuk di desa ini hanya dengan harga sebuah spring bed.
Tidur dimana? Adalah pertanyaan sederhana namun bermakna penting bagi hidup kita. Produksi kasur sintesis, sudah mulai menampakkan sampahnya yang tidak akan terurai ratusan tahun mendatang, tersebar bahkan di desa-desa di tanah yang oleh Tuhan dikaruniai berkah besar berupa pohon Randu yang subur dan iklim yang mendukung untuk dijadikan kasur. Sementara sejak jaman Kanjuruhan purba, orang silih berganti menggunakan kasur Kapuk dan sampah organiknya kembali ke tanah dan menyuburkannya. Jadi, mau tidur dimana? Di atas harga seluruh kapuk di desa ini, dengan barang sintesis tak terurai dan berisi kawat-kawat siap berkarat mengancam punggung kita, atau di atas alas yang telah disediakan oleh alam ciptaan Tuhan, yang yakinlah, pasti lestari.
Mengingat usianya dan ketrampilan budidaya yang dimiliki oleh nenek moyang kita, nampaknya pembuatan dan penggunaan kasur berisi kapuk dari pohon randu sudah terjadi lama sekali. Teknologi yang digunakan, sekalipun tidaklah bisa diremehkan, menghasilkan produk kasur, bantal, guling, dan bahkan matras untuk keperluan lain berbahan baku kapuk - yang sangat awet, ramah lingkungan (mudah didaur ulang dan sampah yang dihasilkan sangat mudah diurai), dan dari segi artistik sangat indah.
Urusan tidur dengan nyenyak diatas alas yang nyaman bukanlah issu baru. Nah itulah yang menjadi kisah hidup pohon Randu, para petani, para pengrajin, dan para pedagangnya. Kisah hidup yang merangkai hubungan harmonis antara manusia, tumbuhan, dan kondisi alam sekitar.
Sekitar tahun 70' an, daerah di sekitar Karangploso, Junrejo, dan Oro-oro Ombo terkenal dengan kerajinan kasurnya. Saya masih teringat ketika hendak membeli kasur baru, orangtuaku selalu menyebut tiga daerah itu untuk mencari kapuk terbaik dan pengrajin paling berpengalaman.
Pohon Randu Tua tanpa hantu |
Puncak musim panas yang jatuh disekitar bulan Agustus dan September merupakan saat pohon Randu berbuah dan mengering. Iklim bekerjasama dengan pohon ini untuk mematangkan dan sekaligus mengeringkan buah pohon Randu hingga menjadi kapuk halus yang siap dijadikan bahan untuk membuat orang tidur nyenyak.
Malah, di ketiga daerah tersebut, pada puncak musim panas selalu dilalui oleh aliran angin gunung yang kencang. Angin gunung yang lembab dan (jika di gunung hutan belum terlalu gundul) dingin itu merupakan bagian dari alat produksi yang menolong petani dalam memudahkan memanen buah pohon Randu. Buah sudah mengering, terik matahari berada pada puncaknya, dan angin yang kuat adalah suasana ideal bagi pohon Randu untuk memperlihatkan keagungan kegunaan hidupnya bagi semesta. Kapuk yang istimewa bermanfaat, yang beberapa diantaranya berperan dalam menebarkan biji-biji paling baik ke daerah disekitarnya untuk memulai daur hidup yang baru.
Tidur Dimana?
Di pasar, di pertokoan, di pinggir-pinggir jalan, sekarang sudah tidak lagi bisa dijumpai dengan mudah para pengrajin dan penjual kasur Kapuk. Beberapa toko mebel, sekalipun masih menjualnya, sering nampak malu-malu mendisplay barang-barang yang terbuat dari kapuk. Satu orang pengrajin-pembuat kasur kapuk yang tersisa di desa Ngijo-Karanploso, Malang, hanya bekerja dirumah, itupun hanya produksi ketika ada pesanan yang setahunnya hanya bisa datang dua kali saja.
Ketika kami memesan kasur, proses yang harus dilalui ternyata cukup panjang. Pertama, tidak lagi mudah membeli Kapuk kepada para petani. Pengrajin Kasur harus memesan terlebih dahulu, dan kalau sedang musim panas, petani akan memanen Kapuk dari pohon Randu miliknya. Lho kok?
Buah Randu yang matang. |
Tidak banyak lagi keluarga-keluarga yang membeli kasur Kapuk. Sekarang banyak diantaranya bahkan mengeluh alergi dan akan batuk-batuk jika terpaksa harus tidur beralas kasur Kapuk. Gengsi dan trend juga menjadi alasan dominan. Kasur busa, seberapapun tidak nyaman (panas dan tak memiliki fasilitas sirkulasi udara) dan tidak sehat, lebih berharga dan dianggap lebih menyenangkan. Jangan coba dibandingkan dengan harga spring bed. Anda bisa membeli seluruh Kapuk di desa ini hanya dengan harga sebuah spring bed.
Tidur dimana? Adalah pertanyaan sederhana namun bermakna penting bagi hidup kita. Produksi kasur sintesis, sudah mulai menampakkan sampahnya yang tidak akan terurai ratusan tahun mendatang, tersebar bahkan di desa-desa di tanah yang oleh Tuhan dikaruniai berkah besar berupa pohon Randu yang subur dan iklim yang mendukung untuk dijadikan kasur. Sementara sejak jaman Kanjuruhan purba, orang silih berganti menggunakan kasur Kapuk dan sampah organiknya kembali ke tanah dan menyuburkannya. Jadi, mau tidur dimana? Di atas harga seluruh kapuk di desa ini, dengan barang sintesis tak terurai dan berisi kawat-kawat siap berkarat mengancam punggung kita, atau di atas alas yang telah disediakan oleh alam ciptaan Tuhan, yang yakinlah, pasti lestari.
[Membeli kasur: berkeliling desa, berjumpa manusia, menikmati keindahan alam, berefleksi]
Komentar