ADVEN 2: MENJELANG NGUYEN

Tentang sebuah kelahiran, beginilah kisahnya
Istilah Nguyen saya kenal digunakan oleh masyarakat Transmigran di Lampung untuk menandai masa upacara selama sepekan sejak peristiwa kelahiran seorang bayi. Saya tidak terlalu tahu apa arti harafiahnya dan tidak terlalu mengerti keseluruhan penjelasan maupun sejarah dari mana upacara itu berasal.
Yang saya tahu, ketika terjadi kelahiran, maka seluruh kerabat dan bahkan para tetangga dalam sebuah kampung akan berkumpul di rumah tempat sang empunya bayi. Pada siang hari mereka bisa datang dan pergi menyesuaikan kegiatan masing-masing untuk membantu segala hal yang dibutuhkan keluarga bahagia, namun pada malam hari biasanya sepanjang sepekan, orang-orang (terutama laki-laki) akan menemani keluarga bahagia itu. Mereka bisa hanya jagongan duduk-duduk ngobrol, bermain kartu, bermain catur, atau bernyanyi-nyanyi lirih bersama.
Selama sepekan sebuah rumah akan nampak hidup dan ramai di malam hari hingga di hari terakhir pekan diadakan upacara sebagai penutup masa Nguyen. Upacara kali ini biasanya dilakukan relatif besar dengan jamuan makan komplit dan undangan yang diperbanyak meliputi handai taulan yang rumahnya jauh diluar desa. Penutupan rangkaian upacara ini juga memiliki kepentingan untuk memproklamirkan nama bayi yang baru lahir tersebut, serta ucapan syukur dari keluarga karena telah melalui masa penambahan anggota keluarga baru dengan selamat.
Selama sepekan, dan terutama dalam kesempatan upacara penutup, orang biasanya saling membicarakan “tanda-tanda” yang berhubungan dengan peristiwa kelahiran. Tanda yang paling umum menjadi fokus pembicaraan meliputi waktu kelahiran, kehadiran “yang lain”, dan tanda fisik pada bayi. Sekalipun kebanyakan pertanda yang dibaca dan ditafsirkan bermakna kebaikan dan harapan baik untuk si bayi maupun keluarganya, ada kalanya pertanda istimewa bisa muncul dan menghasilkan sebuah cerita menarik. Bahkan berdasarkan tanda-tanda seperti itulah nama seorang bayi diciptakan.
Tanda-tanda Kosmik
Tanda kosmis seperti berjalannya waktu, kondisi alam (hujan atau tidak, malam atau siang, ada angin atau ada petir, sedang musim banjir atau kekeringan, sedang terang bulan atau terang bintang-bintang dalam konstelasi terbaiknya, sedang gelap, sepi, dingin, gerah dan sebagainya) termasuk peristiwa-peristiwa yang melingkupi dan menyertai berjalannya waktu tersebut.
Dengan bebas orang dapat memberi penjelasan mengenai peristiwa kelahiran dan menghubungkannya dengan peristiwa kosmik yang terjadi. Jika misalnya kelahiran itu tepat pada saat bulan purnama sedang indah-indahnya, padahal musim panen yang baru dilewati sangatlah memuaskan banyak orang, disusul dengan musim hujan yang ramah, apalagi saat itu menjelang hari perayaan besar peringatan hari Kemerdekaan, Lebaran, atau Tahun Baru, tentulah hal ini menghidupkan kisah yang sangat mengesankan keindahan bagi sang bayi yang baru dilahirkan.
Seringkali tanda kosmis dijadikan rujukan penting untuk menyusun nama seorang bayi. Baik dalam nama aslinya, maupun dalam julukan yang diberikan. Tanda kosmis penting untuk dibaca dan ditengarai karena tiap orang lahir dalam tanda kosmis yang berbeda-beda, dan begitulah orang menyadari pribadinya berbeda dan unik.
Dengan begitulah orang mengkisahkan kehadiran seseorang. Itulah bahasa komunitas yang saling menghidupi cerita dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan mereka. Mereka tidak bicara soal fakta atau opini, tidak bicara soal fiksi atau realitas. Mereka bicara tentang kehidupan yang bahkan kosmos sekalipun memberi respon atasnya. bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa kekaguman, kesukacitaan, syukur, dan penyerahan diri pada yang maha segalanya.
Tanda-tanda yang berupa kehadiran
Dalam suasana penuh sukacita, tanda-tanda yang bersifat aneh dan asing juga penting untuk dijadikan bagian dari kisah kelahiran dan untuk itulah maka perlu dibicarakan dan ditafsirkan maknanya. Tanda kehadiran “tamu asing” (bisa manusia, binatang langka, atau bahkan makhluk lain semacam hantu), terutama yang aneh dan tak biasanya ada disekitar desa yang sedang berkunjung atau sempat dijumpai sedang berada di sekitar desa ketika peristiwa kelahiran berlangsung tentulah memiliki kaitan dengan kelahiran si bayi. Siapa yang bisa membantah? Logikanya sederhana, bukankah yang aneh dan asing itu menjadi nampak penting karena terjadi tepat pada saat atau terjadi di sekitar peristiwa kelahiran.
Kehadiran orang penting dalam peristiwa kelahiran bisa jadi berupa ingatan terhadap orang besar yang diidolakan, tokoh pahlawan dalam epos legenda yang telah mendarah daging, atau bahkan artis yang sedang terkenal dari generasi sebelumnya. Dan kehadiran semacam ini menggairahkan untuk setidaknya dijadikan referensi untuk menandai peristiwa kelahiran dan sekaligus menyusun nama bayi yang baru dilahirkan tersebut. Seringkali pembicaraan mengenai hal ini terjadi manakala sedang ada tokoh penting setempat yang sedang dipergunjingkan tau sedang dianggap memberi inspirasi dan harapan baru. Semisal presiden yang baru dilantik atau Bupati yang terkena kasus korupsi. Tokoh-tokoh yang sedang menjadi pembicaraan publik dengan mudah menjadi sasaran perbincangan, kadang hingga pada kelakuan dan tindakan tersepele mereka.
Kehadiran seorang tokoh menjadi intens serasa dekat berkaitan dengan si bayi atau keluarganya jika – entah langsung atau tidak langsung – bersangkut-paut dengan kondisi hidup mereka. Jika ada yang secara mendadak menampakkan kebaikan atau keramahan pada keluarga bahagia atau jika ada yang karena tindakan dan perkataannya menguntungkan dan mempermudah kelangsungan proses kelahiran, atau bahkan kebalikan dari, pembicaraan pada tokoh tersebut nampak seolah-olah memang terhubung dan berkaitan langsung dengan si bayi.
Kehadiran lain yang berpengaruh adalah jika muncul keanehan pada binatang-binatang disekitar mereka. Apalagi jika terjadi kemunculan binatang yang tidak sehari-hari dijumpai oleh masyarakat. Munculnya, atau setidaknya pengakuan orang yang melihat Harimau, Banteng, Buaya, atau Burung langka sering menjadi topik pembicaraan selain keanehan-keanehan yang terjadi pada binatang ternak terdekat mereka. Apapun dan bagaimanapun bentuknya, kehadiran sebuah keanehan berkaitan dengan binatang yang terjadi disekitar peristiwa kelahiran menjadi pusat imaginasi tersendiri yang tidak kalah menarik dari kehadiran manusia.
Perbincangan menjadi semakin menarik manakala kehadiran binatang ini dikaitkan dengan sifat-sifat dan karakter manusia. Ada semacam kerinduan merasakan sebuah kehidupan dimana manusia dengan dunia binatang berinteraksi secara alami. Di saat manusia belajar menghormati binatang buas melalui rasa takutnya. Belajar mengelola daur hidup binatang peliharaan melalui kesadaran kebutuhan hidupnya. Bahkan belajar untuk mengakui bahwa kelengkapan hidup manusia di dunia ini terjadi ketika para binatang mendapatkan tempat yang semestinya. Mengapa ini penting dan menarik? Karena dalam peristiwa kelahiranlah mereka menjadi lebih mudah memahami bahwa makhluk hidup lain seperti binatang juga dilahirkan dan berada dalam komunitasnya sendiri.
Yang paling heboh adalah ketika pembicaraan mengenai kehadiran makhluk ghoib, hantu, penampakan, dan perasaan akan kehadiran “yang lain” yang tak teridentifikasi dengan pasti. Kadang malah bentuk yang digambarkan hanya semacam cahaya, kilat, kelebatan, atau bayangan yang dengan segera mengingatkan manusia akan kehadiran sebuah sosok yang tidak tergolong manusia atau binatang. Sosok yang dipercaya hidup di antara mereka, melampui dimensi dan ruang, dan memiliki daya yang bisa menakutkan atau memberi kegembiraan. Oleh karenanya beberapa orang bisa dengan tegas melarang pembicaraan seperti ini terdengar oleh keluarga bahagia. Sekalipun mereka percaya bahwa kehadiran seperti ini memiliki kekuatan arti yang penting bagi keluarga dan terutama bayi yang baru lahir.
Kehadiran sosok misterius yang supranatural dengan mudah menempel pada sebuah peristiwa kelahiran bukan karena keluarga atau bayi yang dilahirkan itu langsung terkena pengaruhnya. Kehadiran sosok seperti itu menguat jika orang-orang yang sedang berada di upacara Nguyen membangun perasaan bersama atas kelahiran si bayi. Manakala ada harapan besar dan syukur yang melimpah, sosok yang nampak tentulah tergambar dengan indah. Namun sebaliknya, jika terjadi kemuraman dan rasa takut, maka sosok yang muncul tentulah tergambar tidak terlalu menyenangkan.
Kehadiran sosok seperti ini tidak hanya menghubungkan orang-orang dengan wujud kehidupan di balik kehidupan yang nyata, namun juga menghubungkan orang dengan segala bentuk perasaan yang kadang tak mampu digambarkan dengan cara membandingkannya dengan apa yang mereka jumpai sehari-hari. Dengan menceritakan ini, mereka membangun kesadaran pada keterbatasan hidup, pada pentingnya terus berada pada kenyataan, pada misteri sebuah kehadiran yang bentuk nyatanya sedang mereka hadapi tetapi tak mampu terjelaskan asal dan tujuannya, yaitu si bayi itu sendiri.
Tanda-tanda Fisik
Tanda-tanda fisik yang menyertai peristiwa kelahiran si bayi tidak hanya dilihat terjadi tepat pada saat si bayi lahir. Jauh sebelum hari kelahiran tiba, tanda-tanda fisik yang nampak pada keluarga dan terutama pada sang Ibu adalah sebuah perbincangan tersendiri yang memiliki makna penting. Kakek atau Nenek yang adalah orang penting, anggota keluarga yang berbadan tegap atau cantik luar biasa, paras sang Ibu yang selalu nampak ceria dan berseri, atau kebalikan dari itu semua adalah bagian dari pertanda penting yang diakui langsung berpengaruh pada si bayi. Malah tak jarang tanda fisik yang berkaitan dengan sikap diantara semua anggota keluarga atau anggota-anggota keluarga dengan anggota masyrakat yang lain, juga ditengarai sebagai bagian utuh yang melekat pada peristiwa kelahiran si bayi. Demikianlah tanda fisik itu kemudian dihubungkan dengan garis asal nenek moyang dari si bayi.
Pembicaraan ini biasanya menjadi sangat serius dan berkualitas saat ada keterlibatan perempuan dalam diskusi. Atau setidaknya seorang dukun bayi atau petugas kesehatan klinik melahirkan terdekat. Kehadiran perempuan penting karena bisa menghubungkan – berdasar pada pengalamannya – antara tanda-tanda fisik itu dengan perasaan sang Ibu yang selanjutnya berpengaruh pada kondisi si bayi. Sekalipun tidak semua orang setuju, konon kehidupan seorang bayi dianggap cukup bisa diakui adalah ketika telah berada tujuh bulan dalam kandungan. Beberapa orang bahkan mengadakan upacara khusus pada saat itu. Yang pasti tanda kehidupan sang bayi itu telah disambut dengan sukacita secara publik jauh sebelum bayi itu lahir.
Tanda-tanda fisik bagaimana si bayi keluar dari rahim, kadang hingga detail sebarapa lebat rambutnya pertama kali, seberapa keras tangisan pertamanya, berapa berat badannya dan panjangnya, dan lain sebagainya bukanlah sekedar data kesehatan bayi dan Ibunya. Tanda-tanda itu khas dan selalu layak untuk diceritakan dan dimaknai hubungan pentingnya dengan baik masa lalu keluarga yang bersangkutan maupun masa depan bayi itu sendiri. Namun tanda-tanda itu dengan mudah langsung terhubung pada kekuatan, keberanian, dan kemurnian cinta dari sang Ibu.
Menjadi semakin mendalam pembicaraan mengenai tanda fisik jika dijumpai keanehan atau keluarbiasaan kondisi fisik si bayi. Semisal berapa banyak tahi lalat, normalkah jumlah pusat lingkar kulit, seberapa banyak dan ukuran pada noktah hitam atau putih pada kulit, secerah apa warna bibir dan mata, dan lain sebagainya. Oleh karenanya menjadi penting pula melihat pada apa yang dikenakan si bayi pertama kali, ditempatkan menghadap kemanakah si bayi, dan juga siapakah yang pertama kali menggendong si bayi hingga ia tertidur pulas.
Banyaknya tanda-tanda fisik pada keluarga dan bayi adalah peluang yang sangat terbuka untuk diartikan, dimaknai dan dikisahkan. Tanda fisik inilah pintu penting masuk dalam keseluruhan dunia pemaknaan terhadap tanda-tanda yang lain. Mengapa? Karena tanda fisik inilah yang paling dekat dengan bukti-bukti nyata yang bisa dilihat indra, namun juga paling jauh hubungannya dengan seluruh kisah masa lalu dan masa depan si bayi.
Demikianlah setidaknya tiga tanda (kosmik, kehadiran, dan fisik) itu – entah semakin berkembang atau berkurang – akan berada dalam ingatan masyarakat. Mereka senang menceritakan dan mengkisahkannya ulang sepanjang perkembangan hidup sang bayi menuju kedewasaannya. Kadang dengan sukacita dan kadang dengan keluhan dan kemurungan. Bagaimanapun mereka menghubungkannya, kisah-kisah di seputar peristiwa kelahiran itu telah menjadi bagian dari kisah hidup si anak manusia yang telah terlahir. Bahkan tidak jarang menjadi identitasnya.
Bagaimana mereka membicarakannya?
Ketika memperbincangkan tanda-tanda itu, setiap orang menjelaskan berdasarkan pengalaman nyata yang mereka alami – dibesarkan dalam sebuah budaya dan sebuah sistem pemaknaan yang khas. Jika hadir orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda dengan kebanyakan penduduk desa, beda etnis, beda agama, beda bahasa, maka dialog makna pada tanda-tanda tersebut semakin kaya dan produktif. Jika kisah-kisah itu terkabar keluar dari masyarakat setempat, ia bisa menjadi kisah yang besar dengan perkembangan simbolisasi dan pemahaman bahasa yang berbeda pula.
Sistem kepercayaan yang dimiliki orang-orang yang hadir dalam peristiwa kelahiran merupakan aspek terpenting dalam bagaimana kisah-kisah itu dibangun dan dibahasakan. Budaya mereka menentukan bagaimana bentuk-bentuk nyata kisah yang terbangun itu diteruskan dari mulut ke mulut dan dari satu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Bahasa dalam sistem kepercayaan dan budaya tertentu itu mempengaruhi bagaimana seharusnya kisah itu dikisahkan ulang dan dipahami pesan dan maknanya. Semua orang terbiasa dengan hal ini. Mereka tahu persis mana yang merupakan fakta (jika kategori analisis historis digunakan) dan mana yang merupakan kiasan (jika kategori analisa budaya-bahasa ditekankan). Mereka memproduksi cerita dan kisah dengan referensi berupa cerita dan kisah yang akrab dengan latar belakang dan dunia kehidupan nyata mereka.
Tentu selalu menjadi menarik dan dapat menghasilkan sebuah buku yang indah jika detail dari pembicaraan mereka disusun menjadi sebuah kisah yang utuh. Dengan sedikit sentuhan dramatis entah dengan penekanan pada hal-hal yang teologis atau politis, kisah-kisah seperti itu selalu menarik untuk terus dikaji dan diperdebatkan baik keaslian, kemurnian dan keakuratan sejarahnya maupun makna dan pesan yang ditawarkannya. Ada data, peristiwa, dan makna. Bagaimana kita menceritakannya sangatlah tergantung pada siapa kita, bagaimana sikap mental kita, dan apa harapan kita pada data, peristiwa dan makna tersebut.
Yang sedang kita tunggu kelahirannya
Bukankah begitu yang tertulis dan disaksikan oleh para penulis kitab-kitab dalam perjanjian baru? Budaya, agama, tradisi, dan bahasa merekalah yang menghasilkan kisah-kisah seputar kelahiran Yesus. Jadi sangat pasti ada seorang bayi bernama Yesus yang dilahirkan oleh seorang perempuan bernama Maria, tetapi kisah-kisah lainnya yang ditempatkan disekitar kelahirannya merupakan ekspresi budaya tertentu, disampaikan dengan bahasa tertentu, dan berada didalam konteks jaman tertentu yang memang sebaiknya mulai kita rekonstruksi jauh sebelum peristiwa kelahiran itu kita rayakan.
Mungkin kebetulan saja jika tanda-tanda yang dengan mudah dibicarakan banyak orang di banyak tempat dalam peristiwa kelahiran seorang anak desa di daerah transmigrasi pedalaman Lampung itu ternyata hampir mirip dengan tanda-tanda yang sempat diperhatikan dan dicatat oleh para penutur Injil-injil dalam Alkitab. Atau bisa jadi memang begitulah seharusnya mekanisme mengelola fakta-peristiwa-makna dalam sebuah pergumulan yang berkaitan dengan yang illahi dalam tiap-tiap peristiwa hidup manusia. Yang jelas, kelahiran demi kelahiran anak manusia setiap saat terjadi dalam rangkaian penghasil kisah yang sama.
Peristiwa kelahiran Yesus juga penuh dengan tanda-tanda kosmik semacam gelap-gulita malam namun ada satu bintang menyala terang menandai titik tuju agar para pencari bisa menemukan. Kekacauan luar biasa karena adanya penguasa jahat pembunuh anak-anak bayi yang memaksa kesulitan orang tua untuk memprioritaskan keselamatan, kesehatan dan masa depan anak-anaknya. Pun tanda-tanda kehadiran mulai dari para domba lengkap dengan gembalanya, para Raja dari jauh yang meramal masa depan untuk dijumpai seketika itu juga, bahkan para makhluk sorgawi yang mahir paduan suara hingga membangunkan semesta. Bahkan tanda-tanda fisik dibungkus selembar kain dalam wadah pakan binatang yang kadang ditaruh di gubuk atau diletakkan di dalam sebuah goa. Keseluruhan tanda itu memperlihatkan sebuah sistem komunikasi intens yang terjadi pada sebuah komunitas tertentu.
Teknologi tentu saja semakin menolong. Ilmu pengetahuan pastilah semakin membuka wawasan orang. Dengan teknologi saat ini keseluruhan produksi kisah itu bisa dengan mudah didokumentasikan dengan detail. Dan dengan ilmu pengetahuan kita tertolong untuk tidak terus-menerus berada dalam pembicaraan yang itu-itu seolah-olah kita masih berada dalam rangkaian upacara nguyen yang belum diakhiri.
Tentu saja tanda-tanda itu menghiasi dan memperkaya peristiwa kelahiran Yesus. Namun, lebih dari itu semua yang paling utama adalah satu peristiwa paling nyata dan paling besar yang terjadi di dunia, sebuah kelahiran seorang bayi. Karena, bahkan bagi para petani di pedalaman desa transmigrasi di Lampung tahu, ketika mereka hadir dalam sebuah peristiwa kelahiran mereka tidak bertujuan untuk memproduksi tanda. Mereka hadir untuk si bayi, untuk keluarganya, untuk kesukacitaan diri mereka sendiri. Justru dengan itulah tanda-tanda dapat diciptakan dan dimengerti.
Kita sedang menunggu, bukan untuk mempersiapkan diri mengulang kisah-kisah yang telah terjadi. Kita sedang menunggu sebuah peristiwa kelahiran yang baru. Tentu saja dibutuhkan fakta, peristiwa, dan makna, sesuatu yang utuh (holistik) dalam sebuah peristiwa. Namun terlebih dari itu dibutuhkan pengetahuan yang tepat mengenai siapa kita, apa sikap mental yang sedang kita bangun, dan apa harapan terbaik kita berkaitan dengan satu peristiwa kelahiran. Satu peristiwa manusiawi yang sehari-hari kita jumpai dan kita semua telah mengalaminya.
Penutup Singkat
Dari keseluruhan kisah di atas, lantas sekarang pertanyaan sederhananya adalah: Apa tanda kelahiranmu? Cobalah ceritakan dengan bahasa yang rangkaian holistik pemaknaannya bisa dimengerti sistem logika terkini, serelevan mungkin dengan konteks jaman ini dan  dalam bentuk pesan budaya yang menghadirkan harapan bagi masa depan. Masa depan dunia ini.
Demikianlah jika Nguyen dirayakan dalam semangat Advent, kelahiran yang disambut dengan penantian.

Komentar

Postingan Populer