SONJO KAMPOENG
"Indonesia adalah perjumpaan kampoeng-kampoeng"
Setiap kampoeng punya
kisah hidupnya sendiri-sendiri, punya kenangan-kenanagan yang beragam, punya
pengalaman berbeda, punya situasi tantangan dan harapan yang berbeda. Tiap
kampung secara natural dan kultural menemukan bentuk terbaiknya dalam proses
tak henti untuk menjadi sebuah ruang yang membahagiakan bagi seluruh
penghuninya. Sebuah ruang dimana segala ekspresi seni dihargai, segala perayaan
budaya dan ritual tradisional dihormati, dan segala usaha baik dan perdamaian
dalam keadilan dipelihara dan didukung bersama.
Tak jarang terjadi
bahwa sebuah kampoenglah yang memiliki peran penting dalam membangun karakter
orang-orangnya. Dinamika kampoeng adalah dinamika kehidupan paling nyata di tengah
pergeseran dan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Kemampuan kampoeng untuk
menerima dan menyerap dan lantas mentransformasi interupsi kultural dan gerakan
modernitas bisa dilihat begitu luar biasa. Sejarah telah membuktikan itu. Di
kampoenglah orang membangun kebiasaan berjumpa dan bersikap terhadap perbedaan,
pada ide baru, pada impian paling liar yang menghujam keharmonisan para
penghuninya sekalipun.
PERJUMPAAN BERMAKNA
Perjumpaan antar
kampoenglah yang pada awalnya mengalirkan segala jenis pertukaran baik yang bersifat
kultural maupun ekonomis sebelum proses itu dicegat oleh kerakusan sistem
perdagangan yang dikendalikan oleh kekuasaan. Dan karena tiap perjumpaan antar
kampoeng tidak pernah bisa dikalkulasi berdasarkan akumulasi profit yang
ditimbulkannya, maka dengan mudah perjumpaan itu dijadikan ajang manipulasi
oleh berbagai pihak yang celakanya kadang menyatakan diri sebagai penjaga dan
pemerhati kampoeng.
Demikianlah perjalanan Sonjo
Kampoeng adalah untuk meneguhkan
penghargaan pada tiap-tiap otentisitas kampung, pada keberaniannya membangun
kisah hidup barunya, pada perkembangan kedewasaan komunitas untuk menjadi
Kampoeng yang terbuka baik secara fisik terutama secara wawasan pada kampoeng
di sekitarnya. Dari situ selalu muncul khabar baik, kisah keberhasilan, cerita
keindahan, keberhasilan perjuangan yang selalu penting untuk dievaluasi,
direfleksikan, dan dikhabarkan kepada masyarakat dunia.
Gerakan Sonjo Kampoeng juga bertujuan untuk merakit
kembali persaudaraan antar Kampoeng dengan cara menghargai, menghormati, dan
mendukung usaha terbaik yang telah dilakukan dan sedang diusahakan. Semangat
utamanya adalah untuk berjumpa dengan saudara (ketemu dolor), pulang kampung
(mudik), dan bersama merayakan barokah dan anugerah dari yang illahi. Ruang
perjumpaan manusiawi dan kultural disediakan seluas-luasnya sehingga ekspresi
terbaik yang muncul dalam perjumpaan itu menggambarkan kesejatian Indonesia.
Demikianlah Sonjo Kampoeng Fatsal 2
disambut dengan sukacita, keramahan, dan ketulusan Kampoeng Glintung Gang IV –
Kota Malang, yang sudah kesohor sebagai kampoeng Go-green. Kawasan yang telah mendapatkan apresiasi dari banyak
pihak karena pesan terkuat yang disebarkannya yaitu: “Mulai dengan mimpi
terbaik yang bisa divisualisasikan dalam konteks, lakukan dari yang ada dan
dengan apa yang kamu bisa, yakinkan dirimu dan tiap orang bahwa melalui apa
yang kamu kerjakan ada perubahan penting dalam dirimu dan lingkungan di
sekitarmu.” (Ir. Bambang Irianto; ketua RW). Di sinilah diperkenalkan adanya
Suku Dalu yang menyambut dengan keramahan karena mereka terbiasa mengisi
malam-malam hari mereka dengan berkeliling kampoeng memastikan bahwa kebersihan
terpelihara, tanaman-tanaman kampoeng kehidupannya berlangsung baik, dan
masyarakat merasa nyaman.
Tidak ada ekspektasi
apapun yang ditetapkan, perjumpaan bermakna itu sendirilah tujuan terbaik dan
jalan paling membahagiakan sebuah gerakan komunitas. Kawan-kawan dari Kampoeng
Madyapura yang dipelopori oleh aktivis Karang Tarunanya berbagi sukacita
bersama dalam jagongan ngobrol gembira
di jalanan kampung Glintung. “Sangat terasa suasana yang nyaman, tenang, dan
penuh persahabatan tercipta. Bagaimana mungkin sebuah gang yang berada tepat di
jalan tersibuk arteri kota bisa begitu tenang?” Selain disebabkan karena
rimbunnya vertical garden yang ada di
tiap ruas tembok, para penghuni nampak membiasakan diri untuk tidak mengumbar
polusi suara dari segala alat elektronik yang mereka punya bahkan penuh
penghormatan tiap sepeda motor tidak menyalakan mesin ketika masih berada di
dalam kampung. Sederhana namun menghasilkan suasana kehidupan yang luar biasa.
Jadi Sonjo Kampoeng
terjadi ketika sebuah komunitas membagikan nilai-nilai utamanya bagi komunitas
lainnya. “Jika kita fokus pada apa yang terbaik yang ada dalam kampoeng, segala
bentuk relasi yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota kampoeng adalah anugerah
yang selalu bisa memberi manfaat bagi kampoeng.” (Cak Win – Kampoeng Celaket).
Dengan cara itulah nilai-nilai kampoeng juga terus bisa dipelihara dan
disebarkan pada banyak orang tanpa harus dikapitalisasi namun bagi satu tujuan
yaitu menemukan saudara dan menerima yang lain sebagai saudara.
MARI KITA MULAI
Tidak ada jalan pintas,
tidak tersedia proses instant, betapapun megah dan besar kucuran dana diseratp,
kampoeng yang bertumbuh secara natural dan kulturallah yang selalu survive
dengan karakter dan jatidiri yang kuat serta mengbarkan nilai-nilai kehidupan. “Memulai
sesuatu yang efektif adalah ketika itu ditujukan pertama-tama untuk diri
sendiri, untuk kelompok terkecil dalam lingkaran kampoeng, dan baru kemudian
meluas tertuju pada keseluruhan kampoeng.” (Priyo S Sidhy – Kampoeng Cempluk).
Keberadaan orang-orang
yang memperlihatkan kepeduliannya pada kampoengnya adalah kekuatan terbesar
yang dimiliki kampoeng. Sekalipun kadang orang-orang seperti ini dilihat
eksentrik, unik, dan tidak umum, namun melalui orang-orang seperti itulah
spirit kampung mudah terlacak dan teridentifikasi. Orang-orang ini semacam Dhemit Kampoeng, karena mampu melihat
hal-hal yang tidak bisa dilihat kebanyakan orang, mampu menyelami dunia lain
dalam kampoeng yang orang kebanyakan sering menyepelakannya, mampu berhubungan
dengan kekuatan indah semesta yang orang kebanyakan sering menyepelekannya.
Suasana Ngobrol Gayeng Sonjo Kampoeng di Glintung Go-Green - Malang |
Hal-hal yang tidak
mampu dilihat kebanyakan orang dalam kampoeng itu diantaranya adalah potensi
besar kebersamaan, kekuatan besar kerukunan, dan harapan besar keharmonisan
dalam penghargaan. Di tengah kehidupan masyarakat modern yang didera dengan keseharian
iklan penghasut semangat rakus konsumeris, jelas Dhemit Kampoeng adalah orang-orang yang peka dan tidak akan tinggal
diam gelombang besar yang dianggap lumrah seperti itu menghancurkan generasi
penerusnya. Ketika mereka menyelaminya, mereka akan mampu menemukan dan niteni ekspresi-ekspresi seni dan ritual
komunitas yang hadir sebagai bentuk ketahanan diri, perlawanan, dan keberanian
untuk tidak tinggal diam. Tak jarang itulah yang menjadi semangat mereka untuk
meyakinkan banyak penghuni kampoeng untuk menjadi manusia berbudaya kembali.
Demikian pula ketika melihat bahwa semesta akan mendukung segala niat baik,
mereka para Dhemit Kampoeng ini melampaui agama, politik, dan ekonomi, akan
berkata apa adanya. Bahwa manusia difitrahkan untuk menjadi manusiawi,
berbahagia hidupnya, menemukan keindahan pada sesama dan dunianya.
Demikianlah Sonjo Kampoeng
kali ini memberi pelajaran terpentingnya. Bahwa menjumpai Indonesia adalah
menikmati nilai-nilai terpenting kampoeng-kampoengnya. Bahwa menjadi Indonesia
adalah saat nilai-nilai kampoeng yang memberi ketahanan hidup otentik itu terus
dimaknai kembali. Bahwa Indonesia adalah perjumpaan kampoeng-kampoeng.
Malang, 13 Februari
2016
Komentar