Paskah


Memperingati Paskah,
Merayakan Kehidupan,
Dan Menjadi Saksi Harapan

“Yesus tidak datang untuk menghadapi dosa dan kematian,
Dia datang untuk menghadapi kehidupan dan menghargainya”

Paskah dalam tradisi

Paskah bukan sekedar pengalaman positif bagi orang percaya di sepanjang abad, paskah merupakan kisah kehidupan yang dibagikan, dari Allah dan bergema melalui kehidupan yang ada di dalam alam semesta. Bagi para murid, Paskah merupakan peristiwa yang menyadarkan mereka pada nilai-nilai keluhuran manusia tentang kesetiaan (Mat.26:14-16), kejujuran hati (Mark.14:66-72), ketulusan (Luk.23:42-43), ketaatan, penerimaan (Luk.23:50-54 dan kesejatian cinta kasih (Luk.23:34). Dalam Injil bahkan dikisahkan bagaimana peristiwa paskah menjadi tonggak baru pemahaman tentang manusia yang layak dikagumi. Para penguasa politis maupun religius yang telah melewati peristiwa paskah dengan caranya masing-masing telah memperlihatkan tentang pengakuannya terhadap kekuatan besar yang ada dalam diri seorang manusia Yesus.

Para Penulis Surat yang terdapat dalam Alkitab, terutama Paulus, juga memperlihatkan tentang banyaknya perubahan terjadi pada diri manusia karena memandang pada peristiwa paskah. Paulus sendiri, yang sebelumnya seorang “musuh” pada saat berhadapan dengan peristiwa Paskah segera dimerdekakan/dibebaskan dan menjadi seorang saksi, bahkan seorang pendahulu yang tegas memiliki tujuan untuk melakukan kesaksian terhadap kehidupan yang berharga. Oleh karenanya, dalam tiap suratnya Paulus tidak jemu-jemunya meyakinkan jemaat bahwa melalui peristiwa paskah telah datang kehidupan yang lebih bermakna sehingga perlu dihormati dan terus diteguhkan (Roma 1:1-6).
Sepanjang sejarah Gereja, tiga kisah tak terpisah ini yaitu penderitaan-kematian-kebangkitan Yesus (kadang digabung juga dengan kenaikan-pentakosta) terus menerus menjadi topik terpenting. Bahkan telah menjadi sebuah identitas bagi iman kepercayaan Kristen. Begitu banyak karya sastra, buku, cerita dan lagu telah dibuat dengan diilhami oleh peristiwa ini. Ada banyak sensasi telah ditimbulkannya, namun juga lebih banyak orang telah diteguhkan pada kekuatan cinta dan ketulusan, diyakinkan pada kesetiaan dan kejujuran, dihargai sebagai manusia yang selalu layak untuk diterima oleh sesamanya dan Allah.

Pertama, hal-hal diatas memperlihatkan bahwa, terlepas dari kecenderungan penafsiran yang dengan mudah membawa pada konotasi telah terjadi ritual kurban yang sarat dengan kekerasan, peristiwa paskah adalah kisah tentang kehidupan, kisah tentang hidup yang dibagikan, kisah tentang bagaimana manusia sungguh-sungguh ditempatkan pada kodratnya sebagai makhluk ciptaan yang dengan intens dapat terus berinteraksi dengan penciptanya. Sebuah interaksi yang sangat intim sehingga dapat ditokohkan dalam diri seseorang yaitu Yesus.

Kedua, paskah juga menegaskan tentang semangat keberlanjutan hidup. Terlepas dari kecenderungan penafsiran yang mudah membawa pada obsesi psikologis yang mengeksploitasi derita yang tak terperi, kematian yang tragis dan kebangkitan yang spektakuler, paskah pada intinya adalah kisah tentang kehidupan yang terus berlanjut bersama dengan Allah yang hidup. Paskah adalah kesaksian bahwa kehidupan yang berhubungan dengan Tuhan akan terus lestari sekalipun didera dengan derita, diancam dengan kematian dan digoda oleh kebangkitan-kebangkitan baru.

Paskah dalam budaya manusia modern

[ Sebagaimana kesetiaan Yesus mempertahankan hidup melampaui kematian di kayu salib, demikianlah ] Pada masa kini Paskah menceritakan tentang tetap adanya semangat dan harapan hidup ditengah bencana dan malapetaka yang datang bertubi-tubi. Bahwa tetap ada kepedulian dan solidaritas yang terus dibangun dan dibagikan, bahkan diantara orang-orang yang menjadi korban bencana itu. Di Bengkulu, baru-baru ini kita melihat bagaimana semangat paskah dikisahkan kembali. Diantara banyak orang yang jika dilihat dengan mata telanjang mengalami derita dan ancaman kematian di sana, telah disaksikan bahwa hidup dan semangat memperbaharui hidup itu terus diwartakan. Tak terbilang orang yang berempati yang datang dengan hati dan menawarkan hanya seutuhnya dirinya untuk menjadi bagian dari upaya pemulihan dan pemaknaan bagi hidup yang berpengharapan. Kemitraan terbangun antar komunitas, antar lembaga, bahkan dengan pihak-pihak yang sama sekali diluar dugaan telah datang. Karena Paskah, maka bencana tidak lagi menceritakan derita, kepedihan dan keputusasaan pada ancaman kematian. Karena Paskah bencana menceritakan tentang keteguhan hidup, keberanian menerima hidup dan merayakannya dinamikanya.

[ Sebagaimana para wanita yang setia mendampingi prosesi pada saat Yesus berjuang mengalahkan ejekan dan keputusasaan ] Paskah juga mengisahkan tentang usaha tulus dan gigih setiap pihak dalam upaya bersama melestarikan lingkungan hidup dan dunia yang semakin terancam oleh ulah manusia sendiri. Tak terungkap banyaknya kisah pribadi orang-orang, yang mungkin adalah saudara kita, tetangga kita, teman-teman kita yang dengan inisiatif pribadi membangun cara hidup yang benar-benar memperlihatkan indahnya hidup yang ramah terhadap lingkungan. Pohon-pohon yang ditanam, pengurangan penggunaan energi yang berdampak pada meningkatnya kadar CO2, pembiasaan diri pada iklim dan cuaca yang tidak lagi ramah, menegaskan bahwa keterlibatan semakin banyak pihak akan menjadi kekuatan perubahan yang memberi harapan.

[ Sebagaimana Pilatus yang ternyata tidak menemukan kesalahan apapun sebagaimana yang dituduhkan oleh imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat; Luk.23:13-15 ] Dalam era dimana sistem ekonomi kesejahteraan yang ternyata lebih banyak menghasilkan kemiskinan, Paskah mengisahkan tentang usaha-usaha perorangan, kelompok dan lembaga yang mempraktekkan dan terus mencari alternatif baru sebuah sistem kerja ekonomi yang tidak membutuhkan korban-korban. Paskah menegaskan bahwa manusia patut ditempatkan lebih terhormat dari segala sistem yang menolongnya. Bahwa sekecil apapun dan sesederhana apapun, manusia tetap harus menjadi prioritas untuk dapat hidup selaras dengan dunia di sekitarnya. Paskah mengisahkan tentang kemiskinan yang diatasi oleh berbagai pihak termasuk sinode kita yang mengerahkan segala kemampuannya. Majelis Pekerja Sinode (MPS-GKSBS) dengan Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) bekerja sama dengan mitra kerjanya telah mulai berbuat sesuatu untuk saudara-saudara kita di Air Sugihan. Hal ini memberikan makna baru bahwa tiap-tiap jemaat, yaitu kita semua sesungguhnya mampu melakukan sesuatu agar kemiskinan dikurangi dan dengan demikian Paskah dirayakan.

Paskah sebagai wujud cinta Kasih

Paskah sebagai wujud cinta kasih memfokuskan mata iman manusia pada penghargaan terhadap kehidupan. Karena begitu cintaNya pada manusia dan dunia ini, Allah bersedia dengan setia dan tekun terlibat secara utuh dengan cerita hidup manusia. Pun cerita hidup manusia yang paling pahit, membosankan dan menyakitkan. Jika cinta kasih dalam kisah paskah itulah yang menjadi pusat perhatian, selanjutnya bersama dengan cinta kasih Yesus yang telah terpancar di Golgota, tiap umat manusia dapat membagikannya pada dunia di sekitarnya.

Sesungguhnya di dalam kondisi manusia yang paling mendasar, terdapat kerinduan untuk sebuah kehadiran, sebuah keinginan tak terungkap pada persekutuan. Tiap orang, di dalam hatinya yang terdalam memiliki titik terang yang sebenarnya dengan mudah dapat disadari sebagai suatu kehadiran. Pada saat Yesus menyerahkan nyawaNya, seorang kepala pasukan menyatakan: “Sungguh orang ini adalah orang benar!” Demikianlah suara hati seringkali tanpa disadari mampu membawa orang untuk dengan mudah menemukan kesadaran diri, komunitas, kelompok, dan masyarakat dimana dia hidup. Demikianlah Paskah dirayakan sebagai cinta kasih yang bergerak dari dalam, nyaris tanpa perintah siapapun, yang mendorong manusia untuk bertemu dengan sesamanya. Maka sekalipun teramat kecil kemauan untuk bersama dengan Tuhan sudah merupakan awal dari iman dan merupakan sumber paling berlimpah dari cinta.
Saat ini Paskah mengajak umat manusia dan seluruh orang percaya untuk:

  1.       Dengan tulus belajar mempraktekkan bahasa cinta. Yaitu mengungkapkan segala hal dengan penghargaan, dengan penghormatan, dengan rasa kagum bahwa kehidupan terus tersedia dan berlangsung serta nampak nyata dalam diri tiap-tiap orang di sekitar kita. Bahasa cinta adalah menangkap segala bentuk informasi dari berbagai pihak dengan memandang pada nilai positif dan semangat hidup yang dibagikan. Dengan mempraktekan kesejatian cintalah paskah menjadi berita sukacita dan harapan bagi iman yang bertumbuh.
  2.       Dengan setia menerima dan menjalankan pesan cinta kasih Yesus pada dunia bagi kehidupan yang memberi harapan di tengah bencana, memberi jalan keluar di tengah kemiskinan, memberi kesempatan baru di tengah kondisi lingkungan hidup yang semakin memprihatinkan. Dalam praktek kehidupan sehari-hari tiap orang, tiap kelompok dan tiap jemaatlah akan nampak bagaimana pesan cinta kasih Yesus itu bergerak dari yang paling sederhana menjadi gerakan yang memberi pengaruh pada dunia.

Perencanaan Aksi Paskah

Memperingati Paskah adalah Merayakan Kehidupan dan Menjadi Saksi Harapan yang dibagikan. Oleh karena itu marilah kita membulatkan hati dan merumuskan tekad seraya merencanakan aksi hidup dalam semangat paskah.

1. Kita sudah melihat bahwa Kisah paskah telah menjadi gerakan cinta kasih di sepanjang sejarah gereja hingga kini. Pergumulkanlah bagaimana gerakan cinta kasih itu terjadi secara konkret nyata dalam kehidupan sehari-hari masing-masing pribadi, kelompok-kelompok dan jemaat.
2. Peristiwa paskah memperlihatkan bahwa pengkhianatan dikalahkan oleh ketulusan, kebohongan ditaklukkan oleh kejujuran, dan kebencian dibuat diam oleh kesejatian cinta. Pergumulkanlah bagaimana jemaat bisa berbuat sesuatu terhadap keputusasaan akibat bencana dan menggantinya dengan harapan hidup yang baru. Pergumulkanlah bagaimana gereja bisa berbuat sesuatu agar ancaman pemanasan global dan perubahan iklim bisa dirubah menjadi pesan kehidupan lingkungan yang harus dipertahankan.

Selamat memperingati Paskah,
Selamat Merayakan Kehidupan,
Selamat Menjadi Saksi Harapan.

Komentar

Postingan Populer