STUDI INTENSIF TENTANG AGAMA


Bersama KH. Khaerudin (Sesepuh NU lampung)
BANYAK AGAMA SATU BUMI yang perlu dilestarikan demi masa depan kemanusiaan beriman.

Perencanaan bersama yang kiranya dapat menonjolkan kembali peran agama dalam pemeliharaan lingkungan khususnya tanah dalam konteks sumbagsel diantaranya meliputi isu-isu:

  1. Tanah untuk kehidupan manusia yang mulai digeser perannya menjadi pemuas kebutuhan kesenangan manusia (bibit transgenik, tumbuhan untuk bahan bakar, pupuk kimia).
  2. Tanah untuk para penggarap yang cenderung dijadikan properti para pemilik modal (jual beli tanah, tanah untuk investasi, tanah sebagai properti).
  3. Tanah dan Hari Sabat yang berhadapan dengan eksploitasi tak terbatas (tanah dan daur perbaikan diri, waktu istirahat untuk tanah, pemurnian kembali tanah).
  4. Tanah dan penduduk asli. Kerap kali keterikatan penduduk lokal terhadap tanah dicerabut sehingga menghancurkan kearifan yang dimilikinya.

Jadi Moderator
Pada awalnya tanah adalah bagian tak terpisahkan dari keberadaan Allah dan kehidupan manusia. Dalam banyak tradisi dan kearifan lokal, tanah sejak dari mulanya juga digambarkan sebagai seorang Ibu pencipta dan penyedia kehidupan (Ibu Pertiwi). Tanah, hidup manusia dan Allah biasa direfleksikan sebagai hubungan antara pencipta dan ciptaan. Pencipta yang tak terpisahkan dengan ciptaannya itu tergambar dengan sangat jelas dalam relasi tiga pihak ini. Di satu pihak Allah sebagai pencipta berada dan hadir dalam kindahan hubungan alam/tanah dan manusia yang mengelolanya, di pihak lain manusia hidupnya tergantung pada alam. Maka pengelolaan terhadap tanah merupakan tolok ukur pengakuan manusia pada penciptanya yaitu Allah.

Komentar

Postingan Populer